Selasa, 29 Desember 2020

OASISTALA GELAR TEMU WICARA "Apakah KEK mandalika membawa berkah atau musibah"

Sabtu, 26 Desember 2020 OASISTALA LOTIM mengadakan gelar wicara yang bertema “Dampak Pembangunan KEK Mandalika di daerah Lombok Timur” yang bertempat di Kedai Mogen, Pancor, Lombok timur. Acara ini dihadiri sekitar 30 orang dari berbagai kalangan yaitu dari penggiat wisata, penggiat lingkungan dan akademisi. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja OASISTALA pada bidang Advokasi Lingkungan Hidup. 


Pembicara pada acara ini adalah Kepala Dinas PMPTSP Lombok Timur, Kepala Bidang Dinas Koperasi, Kepala Bidang Dinas Lingkungan Hidup, dan BPBD Lombok Timur. Sebagai pemantik diharapkan kehadiran bapak Sekda Lombok Timur, Namun pada kesempatan tersebut beliau tidak dapat hadir. Adapaun narasumber yang berhalangan hadir dari pihak DPRD Lombok Timur dan pihak Dinas Pariwisata Lombok Timur.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum Oasistala Lombok Timur. Acara ini ditujukan untuk sharing pandangan terkait dampak pembangunan KEK Mandalika di daerah Lombok Timur dan mendapatkan informasi kondisi terkini tentang daerah Lombok Timur serta dampak-dampak peluang dan risiko dengan adanya pembangunan  KEK Mandalika. 
"Tentu OASISTALA yang berlatang belakang Lingkungan dan Adventure melalui kegiatan Temu wicara ini OASISTALA akan terus mengangkat sayapnya lagi. Sehingga akan menjadi proses yang berkelanjutan dan tidak akan luput dari esensi maupun nilai-nilai yang ada pada organisasi. Sehingga akan terus hidup dan dapat mampu menjawab segala persoalan lingkungan." Tuturnya

Bapak M. Irwan Khair, SE selaku kepala bidang Dinas Koperasi sebagai pembicara utama mengawali gelar wicara menuturkan bahwa dengan adanya Pembangunan KEK Mandalika ini memunculkan peluang meningkatkan perekonomian pada masyarakat khususnya UMKM yang ada di Lombok Timur. Kelompok-kelompok usaha dapat memanfaatkan peluang ini untuk membuat usaha patung pembalap MotoGP atau souvenir, dan lainnya. Sebagainya dengan melihat peluang pasar. Selain hal tersebut pembangunan KEK Mandalika ini juga dilihat dapat mempermudah akses modal kelompok UMKM di Lombok Timur, mengingat UMKM di daerah Lombok Timur sebagian besar bergerak pada sektor simpan pinjam, tuturnya.


Pembiacara kedua yakni Bapak Muchsin selaku Kepala Dinas PMPTSP menuturkan bahwa dampak positif dari pembangunan KEK Mandalika ini adalah meningkatnya investasi di daerah Lombok Timur. Pada 3 bulan pertama di awal tahun 2020 investasi di daerah Lombok Timur meningkat sebanyak 650%. Selain itu, para investor sudah memulai pergerakan dalam pembangunan penginapan di daerah Selatan Lombok Timur sebagai bentuk kesiapan menerima wisatawan yang akan berkunjung pada 2021 mendatang. Selain peluang investasi, juga terdapat peluang pariwisata dimana Lombok ini akan di bentuk bali-bali baru. Lombok ini akan mencapai Goalnya ketika MotoGP ini terselenggarakan, tutur Pak Muchsin.

Berbeda dari dua narasumber yang menyampaikan dampak positif adanya peluang, pembicara ketiga menyampaikan adanya dampak negatif atau risioko dari pembangunan KEK Mandalika ini jika terjadi pembangunan prasarana di daerah Lombok Timur. Dari perspektif lingkungan, pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Bapak M. Tohri Habibi selaku kabid P2KL menyampaikan pandangannya bahwa akan muncul berbagai dampak lingkungan seperti pencemaran lingkungan dari limbah dan sampah, berkurangnya lahan karena dialih fungsikan menjadi penginapan, serta semakin berkurangnya sumber air.
Dari data yang disebutkan pada tahun 2010 di daerah Lombok Timur terdapat 600 mata air, namun data terahir pada tahun 2020 sejumlah mata air mati sejak terjadi gempa pada tahun 2018. Data saat ini, di daerah Lombok Timur sumber mata air yang tersisa kurang dari 200. 

Pembicara terahir dari BPBD berbicara kondisi bentang alam daerah Lombok Timur dan zona-zona rawan bencana. Bang Iwan Setiawan mengatakan bahwa daerah Lombok Timur belum siap menerima pembangunan KEK Mandalika. Mengingat di Lombok Timur sudah krisis air sejak lama di daerah bagian Selatan, serta sumber mata air yang banyak mati akibat penambangan pasir. Semua wilayah yang ada di Lombok Timur merupakan zona-zona yang rawan akan bencana, tuturnya diakhir pembicaraan.


Sesi kedua setelah penampaian pandangan narasumber adalah sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab berjalan lancar dan diikuti antusias audiens baik dari penggiat wisata, penggiat lingkungan, dan pihak akademisi yang hadir saat itu. Di akhir acara narasumber menyampaikan closing statementnya dan disimpulkan oleh moderator acara. Acara ini dinilai cukup menarik karena dapat menambah informasi terkini mengenai kondisi daerah Lombok Timur. 

Dari OASISTAL sendiri mengharapkan kegiatan gelar wicara ini sebagai langkah awal dalam mengembalikan ruh organisasi yang selama ini di gaungkan yaitu mengadvokasi persoalan-persoalan lingkungan, yang artinya advokasi juga merupakan bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan public dengan melakukan berbagai macam pola komunikasi persuasif. Bagi Oasistala, sendiri menjaga lingkungan tidak hanya dengan menanam dan merawat, juga penting melakukan suatu pembelaan terhadap kebijakan yang tidak pro kepada kelestarian lingkungan. Sebab permasalahan lingkungan selain menimbulkan bencana alam juga akan turut berimbas kepada tingkat kemiskinan. Terlalu sempit bilamana pecinta alam hanya berorientasi pada pemahaman petualangan saja. Namun penting juga menanamkan nilai-nilai perjuangan pembelaan demi terwujudnya kelestarian dan tentu atas dasar bumi kita yang satu.
(Alviani Mustika Sari)

Jumat, 11 Desember 2020

SERANGKAI DISKUSI PENTINGNYA BELAJAR ADVOKASI DALAM BERORGANISASI

Jum'at 11 Desember 2020. Diskusi ADVOKASI. Mengingat ini adalah program yang telah direncanakan jauh sebelumnya. Program kerja dari koordinator Advokasi Lingkungan Hidup. Yang terkemas dalam. OASISTALA MEMBELA LINGKUNGAN. OASISTALA LOTIM masih aktif memberi ruang untuk menyatarakan pemahaman dalam satu pandangan dan pemahaman terhadap kinerja maupun sistem yang ada dalam advokasi tersebut. Tidak lepas dari bidangnya yakni tentang Lingkungan dan Adventure. Sebab secara umum advokasi adalah sebuah pembelaan, pengkajian, serta bagaimana proses-proses atau tahapan-tahapan dalam pelaksanaan. Berangkat dari itu pengurus berupaya untuk merangkul internal anggota untuk memenuhi kebutuhannya. Bukan hanya sekedar untuk menikmati alam. Tentu diskusi ini akan berkelanjutan dan memiliki rancangan kedepannya.

Mengembalikan ruh organisasi, yang selama ini di gaungkan yaitu oasistala membela lingkungan, selaku koordinator bidang juga menebar harapannya. Alviani Mistikasari (Cemin) memberikan pandangannya pentingnya belajar advokasi. Organisasi ini bisa menjadi wadah kita dalam aksi-aksi dan campaign pembelaan lingkungan atau menyuarakan hak-hak lingkungan.

Bertempat diBase Camp OASISTALA LOTIM sebanyak 20 orang anggota aktif hadir untuk memberi pandangannya. Selalu memberi nuansa yang berbeda. Serta dikemas semenarik mungkin. Sebab pola pikir tak mesti harus sama dalam penyampaian maupun bagaimana cara menerima pembahasan tersebut. Adapula pola pandang presfektif mereka yang berbeda. Mereka tetap antusias dan progres mengajukan pertanyaan, tanggapan, bahkan masukan. Pemaham serta mendiskusikan materi yang telah terbingkai dalam kelompok itu menjadi pembelajaran yang menarik. Serta melibatkan anggota angkatan X (Bang Itek) sebagai pemateri dalam Diskusi kali ini.

"Nama ITEK ini memiliki nilai yang cukup berbeda dari nama yang sebelumya. Cukup panjang proses untuk mendapatkannya" tuturnya disela memperkenalkan diri.
Tak jauh dari itu. Dengan nama lengkap RIZALMAN ZUHDI asal Kelayu. Selong Lombok timur memilih menetap didataran tinggi Mekar sari, suela Lombok Timur.
Yang pernah turun aksi langsung pada kasus NUSA 2 Teluk Benoa. Keluar didelegasi untuk membela dan menyuarakan isu-isu lingkungan pada tahun 2014 lalu.


Tentu sistem kerja ADVOKASI sangatlah penting dalam PENGORGANISASIAN dan yang kedua ini tidak bisa dipisahkan. Diskusi ini dimulai sejak pukul 09:30 hingga selesai pada (sesi pertama) pada jam 11:00 peserta diskusi melakukan istirahat, makan hingga sholat. Lalu tepat pada pukul 02:00 sampai dengan 17:00 (Sesi kedua) berakhir. ini tidak cukup untuk menuntasakan sistem-siatem kerja advokasi tersebut dalam waktu seharian. Tutur pemateri, perlu adanya tindak lanjut. Tentu ini adalah menjadi acuan yang berkelanjutan. Lalu menghasilkan tumpuan pemahaman atas dasar kajian dari data-data dan analisis segala sisi permasalahan yang ada.

Mengapa perlu belajar advokasi. Advokasi adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada pembelaan, memberi dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif. Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik dengan melakukan berbagai macam pola komunikasi yang persuasif.

Rodi Harkam (Poris) selaku Ketua umum Oasistala juga memberi pandangan bagaimana pola kerja advokasi didalam berorganisasi. Bagi OASISTALA sendiri menjaga lingkungan tidak cukup hanya dengan menanam dan merawat, juga penting melakukan suatu pembelaan, terhadap permasalahan permasalahan yang terjadi pada lingkungan adalah suatu kebijakan yang tidak pro terhadap kelestrian lingkungan merupakan benteng kokoh yang harus di robohkan. Sebab permasalahan lingkungan selain akan menimbulkan bencana alam juga akan turut berimbas kepada tingkat kemiskinan. Daripadanyalah penting bagi kader kader oasistala mengetahui kenapa harus melakukan advokasi. Terlalu sempit bilamana pecinta alam hanya ber orientasi pada pemahaman petualangan saja. Juga penting menanamkan nilai-nilai perjuangan pembelaan demi terwujudnya kelestarian dan tentu atas dasar bumi kita yang satu.

Rabu, 09 Desember 2020

Melalui Diskusi Advokasi OASISTALA mengisi dan memperingati HARI GUNUNG INTERNASIONAL.

Pada tahun 2003 yang lalu, PBB menetapkan tanggal 11 Desember sebagai hari gunung internasional. Gunung di Indonesia termasuk dalam kawasan konservasi. Menurut UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (UU KSDAE), kawasan konservasi terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu Kawasan Suaka Alam yang terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa, serta Kawasan Pelestarian Alam yang terdiri dari Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.

Cagar Alam Kawasan dengan keadaan alam yang mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

▪Suaka Margasatwa Kawasan dengan ciri khas keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
▪Taman Nasional Kawasan pelestarian dengan ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
▪Taman Hutan Raya Kawasan dengan tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa baik alami atau buatan, asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan untuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
▪Taman Wisata AlamKawasan yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Selain sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan nasional, juga terdapat sanksi untuk tindakan-tindakan merusak lainnya seperti vandalisme hingga membuang sampah sembarangan yang dapat dijatuhkan berdasarkan Perda maupun Peraturan dari Pengelola Taman Nasional. Sanksi yang dapat diberikan cukup beragam, dari yang sifatnya edukatif seperti perintah untuk menghapus aksi vandalisme dan membersihkan sampah, sanksi dalam bentuk denda, penahanan terhadap kartu identitas diri, hingga yang paling berat sanksi larangan mendaki gunung (blacklist) seumur hidup bagi pendaki yang melakukan pelanggaran.


Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Pecinta Alam OASISTALA LOTIM selalu berupaya bagaimana menyuarakan isu-isu lingkungan. Untuk memperingati Hari Gunung internasional. Mengingat program kerja bidang Advokasi Lingkungan Hidup yaitu "Oasistala Membela Lingkungan". OASISTALA selalau berupaya untuk tetap memberdayakan potensi-potensi yang ada. Maka dari itu penting untuk menambah wawasan di dalam internal anggota bagaimana untuk menyatarakan wawasan dan pengetahuan tentang advokasi dan bentuk-bentuk tahapan kerja dalam advokasi. Melalui Diskusi Advokasi OASISTALA mengisi dan memperingati HARI GUNUNG INTERNASIONAL.

Mendaki gunung saat ini telah menjadi kegiatan yang populer di kalangan anak muda. Bahkan sebagian menganggapnya sebagai gaya hidup yang sehat dengan turut mempromosikan gerakan kembali ke alam. Namun, tahukah kamu bahwa hampir seluruh gunung yang ada di Indonesia adalah kawasan konservasi yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan? Mengapa demikian?

Salah satu jawabannya adalah karena fungsi gunung sangat penting untuk menyangga ekosistem dan kehidupan yang ada di sekitarnya. Sekitar seperempat dari total daratan yang tersedia di bumi berbentuk gunung dan pegunungan. Sekitar seperempatnya tanaman dan satwa liar yang ada di bumi juga ada terdapat di gunung dan pegunungan. Dari gunung pula kita dapat menemukan sekitar 70% cadangan air tawar dunia yang berasal dari mata air yang nantinya mengalir ke sungai-sungai. Sebagian besar gunung pun ditutupi oleh hutan lebat yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, mencegah terjadinya longsor, menyaring air tanah, sumber daya keanekaragaman hayati, hingga menjadi perosot karbon.


Tetaplah Lestari, dalam satu bumi.

Selasa, 20 Oktober 2020

TIDAK ADA MASALAH YANG TIDAK BISA DI ATASI SELAMA KITA MASIH FOKUS MENCARI SOLUSI

TIDAK ADA MASALAH YANG TIDAK BISA DI ATASI SELAMA KITA MASIH FOKUS MENCARI SOLUSI.

       Setiap orang berhak memiliki kesempatan yang sama, baik dalam berpikir maupun bekerja, dan tidak ada satu kesempatan yang mampu menghasilkan pengalaman serta pengetahuan bilamana masih tertanam ketakutan pada dirinya.


      Genap satu bulan lamanya pasca penyusunan perencana oleh tim SC (sthering comite) panitia kemah bakti lingkungan jilid II (KEMBALI)di SK kan, sejak saat itu pula hal-hal yang bersifat strategis untuk menunjang kelancaran kegiatan terus di diskusikan dengan penuh pertimbangan. Dan menurut penuturan ketua panitia BAYU ADIYATAMA atau kerap di sapa Buruk mengakui bahwa tim yang di komandoi sering mendapatkan kesulitan, mengingat baru pertama kalinya membuat kegiatan pada masa pandemi, di katakan pula bahwa membuat kegiatan pada masa pandemi sangat membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi ,pemikiran benar-benar di perah.

      Tanggal 24/25 Oktober bagi panitia merupakan tanggal penantian juga ketakutan, sebab di tanggal tersebut acara yang di garap dan persiapannya memakan waktu sampai satu bulan lamanya akan berlangsung dengan melibatkan banyak pihak ,mulai dari tatanan birokrasi sampai dengan pribumi, akan di satukan pada ruang kemah bakti lingkungan( Kembali), atas dasar bumi yang satu .


       KEMBALI merupakan kegiatan tahunan yang di lakukan oleh OASISTALA LOTIM, dan bisa dikatakan bahwa kegiatan kembali ini juga bagian dari pada bentuk upaya penyadaran tentang pentingnya menjaga kestabilan lingkungan untuk keberlangsungan kehidupan bagi manusia. Setelah tahun lalu KEMBALI sukses di gelar di tengah-tengah hutan dan tahun KEMBALI lagi di gelar di tengah-tengah kota, Gelanggang olah raga lombok timur (Porda) menjadi lokasi pilihan panitia dengan analisa lokasinya yang sedikit relevan dengan tema kegiatan(peran pemuda dalam menanggapi masalah sampah) sebagai temanya. Porda titik kumpul pemuda dan kota menjadi sumber utama penyebaran sampah yang ada.
Teori, aksi dan refleksi, tiga pilar landasan pemikiran menjadi acuan penyempurnaan konsep KAMBALI tahun ini yang di rangkaikan dengan beberapa rentetan kegiatan di dalamnya ,seperti talk show ,pameran kerajinan, pentas seni dan bakti sosial. Sehingga di harapkan nantinya setelah berakhir kegiatan akan lahir kemandirian baik pada kelompok, komunitas atau organisasi terlebih dalam penanganan sampah pada setiap penjuru khususnya di kabupaten lombok timur, pemerintah dan masyarakat bisa bersinergis bersama sama sehingga benar bahwa permasalahan lingkungan bukan menjadi tanggung jawab satu golongan melainkan tanggung jawab semua kalangan.
Atas dasar hal itu pula yang membuat panitia KEMBALI terus berjibaku dengan waktu untuk menuntaskan persiapan demi persiapan demi  kelancaran kegiatan, waktu, tenaga, dan pemikiran  sudah menjadi santapan panitia sehari hari, ini memang berat tapi bagi panitia KEMBALI sendiri pilihannya ada dua, maju untuk menang dan meskipun kalah mereka melahirkan pengetahuan atau mundur sebagai seorang pecundang yang hanya menyisakan ketakutan. Dan beruntunglah bagi orang-orang yang tetap berani berdiri dan melangkah.

 Dan panitia KEMBALI hari ini telah memasuki tahap evaluasi persiapan mengingat acara akan berlangsung tiga hari lagi ,dan semoga apa yang menjadi niatan dan tujuan di selenggaranya kegiatan bisa berjalan sesuai perencanaan tanpa ada halangan.
Panjang umur perjuangan.

Selasa, 13 Oktober 2020

SEBELAS HARI MENJELANG ACARA KEMBALI

COMING SOON !!!
Kemah Bakti Lingkungan 2020

Pada 2019 tahun lalu, Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Pencinta Alam (OASISTALA) Lombok Timur melakukan kegiatan yakni Kemah Bakti Lingkungan dengan mengusung tema "pelestarian Hutan, Tanah dan Air" yang di lakukan di kawasan hutan Gawah Gong, Desa BERIRIJARAK dengan bentuk kegiatan aksi penanaman bibit pohon serapan air di sekitar sumber air kokok ober-ober dan ketiping (Kawasan Gawah Gong).

Dan pada tahun ini, OASISTALA Lombok Timur yang merupakan organisasi yang mewadahi kaum mahasiswa dan pemuda yang bergerak di bidang lingkungan, kembali mendarmakan baktinya dalam melakukan giat-giat sadar lingkungan yang di rangkai dengan peringatan bulan sumpah pemuda (28 Oktober). Serupa dengan kegiatan sebelumnya namun pada tahun ini akan menyongsong tema yang berbeda dari tahun sebelumnya. tentu semua ini tidak jauh dari lingkungan.

Sebaik baik pemikiran adalah apa yang telah di rencanakan lalu kemudian di laksanakan, berbuat tidak Merta-merta membuat kita akan terlihat hebat tapi dengan berbuat akan menjadikan kita selangkah lebih dekat dengan sesama dan seluruh makhluk bumi lainya. ( Tutur PORIS ketua umum OASISTALA dalam tulisannya)

Kemah Bakti Lingkungan ini telah dirancang beberapa bulan jauh sebelum terbentuknya KEPENATIAN di dalam internal organisasi. Program ini adalah program eksternal organisasi, Kembali akan menyerukan Peran Pemuda dalam menanggapi masalah sampah ?!, keterlibatan dari semua kalangan baik itu SISPALA, MAPALA, OKP, KPA, PENGGIAT LINGKUNGAN, PENGGIAT WISATA, LEMBAGA, PENGGIAT SENI, PEMUDA, HINGGA SEMUA KALANGAN, sebab atas dasar muka bumi ini perlu dilestarikan melalui rancangan dan tindakan yang dapat menyatukan pemikiran dari semua pihak yang bermukim di muka bumi ini.

Tentu acara KEMBALI tahun lalu bisa terselenggara atas dukungan dan keterlibatan semua pihak, baik dari jajaran pemerintah sampai kepada kalangan pribumi, kita bergerak tentu atas dasar komando yang jelas dan atas dasar BUMI yang SATU.

Maka ACARA KEMBALI 2020 ini mengangkat tentang PERAN PEMUDA DALAM MENANGGAPI PERMASALAHAN SAPAH?!. Untuk menjawab itu semua, maka KEPANITIAN telah merangkaikan kegiatan KEMBALI dengan adanya Camping Ground, Talk show Lingkungan (masalah sampah) Pentas Seni (musik, puisi, teatrikal) Tentu semuanya tidak jauh dari lingkungan, ada pula. Pameran (kerajinan dan teknologi) Fun Climbing serta pada akhir acara Bakti Lingkungan ( CLEAN UP)

Tentu ini akan menjadi sebuah kegiatan yang sangat menarik dan kegiatan ini akan berlangsung pada Sabtu-minggu 24-25 Oktober 2020 yang berlokasi di Sport Hall Porda Selong. Tentu saja selain dari itu pula kegiatan ini akan bertujuan untuk menjawab dan menyerukan peran pemuda dalam menanggapi permasalahan sampah.

__________________________________________________________________________________
Tulisan ini diambil dari kumpulan tulisan-tulisan dari akun pribadi anggota OASISTALA, baik itu ketua umum OASISTALA dan sekretaris umum serta dari berbagai tulisan anggota.


MENGENAL SHELTER DAN CARA PEMBUATAN BIVAK MENJADI TEMA DISKUSI MINGGUAN OASISTALA

Sekarteja 13 Oktober 2020, bergerak dibidang Konservasi Lingkungan dan Adventure menjadi keunikan tersendiri bagi Oasistala Lotim. Belajar dan bermain dialam adalah konsep edukasi yang selalu dipertahankan oleh organisasi pecinta alam yang menaungi Mahasiswa dan pemuda yang ada di lombok timur ini. 
Kombinasi ruangan dan lapangan diyakini mampu memberi pemahaman lebih cepat untuk menambah kreatifitas anggotanya.
Mengingat,  kreatifitas tidak didapatkan dengan semudah membalik kedua telapak tangan. Divisi Hutan Gunung menyadari hal tersebut. Oleh karna itu, dengan menggandeng Saiful Hamdani Baihaqi atau yang kerap disapa Bang Gopag (Ketua Divisi), anggota yang tergabung dalam Divisi HG kembali melanjutkan diskusi mingguan yang menjadi agenda rutin. Pada diskusi minggu ini, Anggota HG mengupas tuntas tentang Shelter atau Bivak ketika beraktifitas di Hutan maupun Gunung.
Ketika berkegiatan diluar ruangan kita dituntut menjadi insan kreatif demi keselamatan sampai rumah. Bivak adalah tempat berlindung dari ancaman serangan hewan buas, angin, hujan dan resiko yang melekat ketika beraktifitas di alam bebas. Mendirikan bivak adalah teknik penting yang harus dikuasai jika hendak berkemah . Bivak merupakan salah satu kemampuan wajib survival di alam bebas. Mendirikan bivak adalah teknik penting yang harus dikuasai jika hendak beraktifitas di alam bebas . Karena pembuatannya yang mudah dengan peralatan yang seadanya. Kemampuan survival penting ketika kegiatan mendaki atau saat melakukan kegiatan konservasi lingkungan dihutan.


Jiwa dengan kesadaran konservasi lingkungan harus tetap dipupuk dan disuburkan dalam diri setiap anggota Oasistala lotim. Kerusakan lingkungan dewasa ini, menjadi perhatian penting untuk tetap menjaga kelestariannya. Diskusi-diskusi terkait dengan perlindungan lingkungan juga rutin dilakukan oleh kawan-kawan Divisi KLH. Kami yang tergabung dalam HG menyadari hal tersebut. Kami juga harus turut serta dalam kegiatan konservasi Ungkap Saung (Koordinator Divisi Hg). Diskusi-diskusi yang berkaitan dengan penambahan pengetahuan dan skill adventure harus tetap digalakan untuk menunjang keberhasilan ketika kegiatan mendaki atau melakukan konservasi dihutan.
Sebagai sebuah organisasi, divisi-divisi yang ada didalamnya harus tetap saling berkolaborasi untuk saling melengkapi satu sama lain.

Penulis: Kurok Ost

Selasa, 06 Oktober 2020

MELALUI DISKUSI HARIAN, OASISTALA MENINGKATKAN KAPASITAS ANGGOTA

Divisi Hutan Gunung kembali menggelar lanjutan diskusi mingguan bertempat di BASE CAMP OASISTALA LOTIM. Pada diskusi kali ini mengangkat tema tentang Manajemen Ekspedisi yang dipandu langsung oleh PORIS (Ketua Umum). Pada kesempatan kali ini PORIS memaparkan Materi manajemen ekspedisi dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap evaluasi. Mengingat OASISTALA LOTIM adalah organisasi mahasiswa dan pemuda yang fokus dalam dua bidang yakni Konservasi dan Adventure. Hal tersebut melatarbelakangi pengurus OASISTALA untuk tetap mengelar diskusi untuk menambah kapasitas dan pengetahuan anggota.

Dengan penguatan kapasitas anggota mampu membawa visi misi sebagaimana dengan tujuan organisasi, Proses-proses yang tersaji dalam kegiatan dan program kerja pengurus yang telah dirancang jauh sebelumnya, akan mampu mencetak dan menghasilkan jiwa-jiwa yang baru dan menghasilkan karya yang baru pula, sehingga esensi pengaderan berjalan sesuai dengan mestinya.
Dalam melakukan sebuah perjalanan tentu harus ada perencanaan yang begitu matang sebelum pergi hingga petang, sehingga jelas dalam pelaksaannya nanti sudah jelas apa yang harus dilakukan, rintangan yang akan melentang tentu akan menghasilkan buah pembelajaran yang akan dibingkai dalam evaluasi perjalanan tersebut.

Pada prinsipnya kegiatan yang berbau Adventure hanya akan dilakukan oleh OASISTALA LOTIM ketika memiliki tujuan tertentu. Sebagai organisasi pencinta alam setiap ekspedisi yang dilakukan tidak terlepas dari hal-hal yang memiliki nilai edukasi. Seperti beberapa waktu lalu OASISTALA LOTIM sukses melakukan ekspedisi di Gunung Rinjani pada program PENA. kegiatan tersebut merupakan rangkaian dengan pendidikan lanjutan Pencinta alam yang bertujuan untuk pengambilan nomor anggota. Pada momentum itu juga merupakan langkah awal OASISTALA membangun kemitraan dengan pihak BTNGR. 

Ungkap SAUNG (Koordinator Divisi Hutan Gunung). Diskusi Manajemen Ekspedisi penting kita lakukan mengingat kita sering berkegiatan dialam bebas salah satunya dihutan. Kegiatan alam bebas memiliki risiko yang cukup tinggi dibandingkan dengan berkegiatan di tempat lain. Oleh karna itu, untuk meminimalisir risiko tentunya anggota-anggota OASISTALA penting untuk dibekali sebelum melakukan sebuah perjalanan.
Sedangkan SOLU (sekretaris umum) mengatakan diskusi tentang manajemen ekspedisi ini penting dilakukan karna sebagai organisasi tentunya kita tidak bisa lepas  berhubungan dengan pihak lain. Secara organisatoris, ketika melakukan ekspedisi,  selain mematangkan fisik dan mental tentunya harus paham terkait administrasi apa saja yang akan dilengkapi dan pihak mana saja yang terkait.

Penulis: KUROK OASISTALA

Minggu, 04 Oktober 2020

BELUM SEMPAT MENAIKI BUKIT, UNIS MEMILIH MENJADI ATLET

OST_ROCK CLIMBING
MIRIYATUL JANNAH Mahasiswa pendidikan ekonomi di UNIVERSITAS HAMZANWADI yang telah mengunyah semester V (Lima) asal Dusun Sempur Desa Aikprapa Kec. Aik mel. masih berjuang konsisten dalam menjalankan program latihan hariannya untuk memenuhi targetnya. Menjadi ATLET PANJAT TEBING, perempuan dengan postur tubuh kecil ini, mampu membagi waktu dirinya, dari padatnya tugas kuliah dengan padatnya kegiatan-kegiatan organisasi.

Bercita-cita sebagai ATLET mengharuskan dirinya untuk membagi waktu serta mengatur apa yang harus ia kerjakan. memberi manfaat dan kebanggaan untuk kedua orang tuannya adalah acuan yang harus ia pertanggungjawabkan untuk masa depan kelak, lelah dan letih bukanlah acuan untuk menyerah, mencoba dan terus mencoba, berlatih dan terus berlatih.

Anggota aktif di OASISTALA LOTIM yang kerap dipanggil UNIS oleh teman-teman latihan maupun teman-teman BASE CAMP, memilih tetap konsisten dalam menjalankan latihannya. sebab peluang untuk menjadi atlet bagi perempuan lebih besar ketimbang laki-laki, ini adalah motivasi yang kerap dibagikan ke setiap anggota yang tetap mengikuti kegiatan tersebut. Kini dia sudah memiliki status keanggotaan yang lengkap, mulai dari divisi hingga Nomor Anggota. Memilih berorganisasi dan berproses di OASISTALA LOTIM adalah sebuah kebanggaan dalam dirinya, yang awal mula niat dasarnya hanya untuk menaiki bukit dan gunung. 


"Sebenarnya alasan saya sangat sepele yaitu ingin pergi naik bukit, karena sejak masih SMA, teman-teman saya sudah semua naik bukit. sedangkan saya tidak pernah sama sekali." Tuturnya sambil terbahak-bahak di sela istirahat latihan hariannya di GELANGGANG OLAHRAGA LOTIM.

Siapa yang sangka, memang benar adanya di saat proses-proses yang dijalani dan mampu terlibat di setiap kegiatan yang ada di OSISTALA LOTIM adalah hasil dari apa yang telah kita temukan dan kerjakan. "Yang paling pesat dan berkembang dari segala proses latihan harian dan mingguan adalah UNIS, setiap minggu statistik latihannya terus meningkat " tutur pelatihnya yang masih aktif membina dan mencetak kader-kader panjat tebing.

OASISTALA LOTIM pada tahun 2018 pernah andil dan terlibat bertanding di ajang PORCAB 2017 dan mengantongi perak dan PORPROV 2018 dan mengantongi Perak. serta pernah mengikuti dalam rangka TRY OUT ATLIT PELADAT SELAPANGA CABOR panjat tebing di Bupati Bandung pada Agustus 2018

Dengan adanya ruang seperti ini semoga OASISTALA selalu jaya dan mengibakan merahnya.

Jumat, 25 September 2020

OASISTALA BELAJAR ORGANIK DI PEKARANGAN BELAKANG RUMAH


Kawan-kawan anggota OASISTALA selalu membuka ruang untuk belajar bersama, kegiatan ini telah dirancang jauh sebelumnya, pekarangan atau kebun milik salah satu senior sekaligus mantan ketua umum ini, menjadi lahan untuk bercocok tanam, serta sebagai uji coba pembelajaran bagaimana observasi itu sendiri sehingga ke depannya proses ini mampu kita terapkan setelah berorganisasi tentu ini akan menjadi pembelajaran yang berharga ke depannya.

Kegiatan ini langsung di hendel oleh Koordinator KLH ( Konservasi Lingkungan Hidup) yang langsung dibimbing oleh Lombok Organik serta teman-teman lingkungan yang memang bidang dan divisi lingkungan.

Tumbuhan atau sayuran organik akan menjadi acuan pembelajaran dalam kegiatan kawan-kawan, sebab semua orang tentu bisa menanam, namun apakah tanaman itu benar-benar hidup untuk menghidupi atau memenuhi kebutuhan atau malah sebaliknya mati karena hanya sekedar ditanam tanpa perawatan selebihnya. baiklah, mulai dari pembuatan media apa yang dibutuhkan, pembuatan pupuk organik, serta bagaimana penyemaian benih sampai dengan perawatan tanaman tersebut. Akan menjadi tugas dan tanggung jawab kita ke depannya.

Selain itu juga program kawan-kawan akan menanam tanaman obat keluarga (TOGA) yang saat ini masyarakat rata-rata sudah tidak tahu menahu akan jenis-jenis tanaman obat, yang memang sudah jarang kita temukan saat-saat ini. bahkan hal-hal dasar apakah tanaman itu bisa dijadikan obat untuk keluarga.

Disisi lain benih-benih pohon akan diberdayakan sesuai dengan jenis dan tempat yang memang pohon itu harus ditanam sesuai dengan situasi dan keadaan lingkungan tersebut. sehingga ke depannya akan mampu mengatasi permasalahan debit air yang saat ini menjadi permasalahan lingkungan, tentu tak luput dari penjagaan dan perawatan, sehingga tak sekedar menanam.

"Mungkin ini tidak semudah membalik telapak tangan. namun setidaknya kita sudah melakukan pergerakan dan tindakan yang telah direncanakan hari ini demi kelestarian alam sehingga terselamatkan keadaan masa depan lingkungan." Tutur Rodi  (PORIS) Sekaligus Ketua umum OASISTALA yang langsung terjun dalam pembersihan dan rancangan denah pekarangan yang akan menjadi wadah observasi bagi kawan-kawan OASISTALA khususnya bagi anggota yang memiliki divisi KLH.

Rabu, 23 September 2020

ANGGOTA OASISTALA SARAPAN DENGAN DISKUSI HARIAN

BASECAMP OASISTALA
Kamis 24 September 2020

Dibalik kesibukan dan jadwal agenda yang telah direncanakan begitu padat kawan-kawan anggota OASISTALA masih aktif melakukan kegiatan diskusi harian, 

Seperti tema pada diskusi kali ini yang dibimbing oleh Koordinator Diklat dan pengkaderan yang merangkul membahas tentang bagaimana sejauh ini pengalaman dan perjalanan kawan-kawan sehingga dapat di satukan menjadi sebuah pembelajaran.

Majdi Rahman yang kerap dipanggil Boger memandang bagaimana sejarah montenering dari masa ke masa, seiring perkembangan zaman dengan itu tujuan menaiki gunung secara tidak sadar berubah dengan zamannya.


yang dahulunya orang-orang hanya mendaki gunung sebagai mata pencaharian, Adat istiadat, Agama, Ilmu pengetahuan, Penelitian, Namun seiring zaman sekarang kerap berbanding dari tujuan orang-orang terdahulu.

Organisasi OASISTALA Meskipun latar belakang pencinta alam tidak hanya sekedar menaiki gunung serta seberapa banyak sudah gunung yang sudah dijejaki, namun sejauh mana sudah pembelajaran dan dedikasi yang telah didapatkan dalam berorganisasi. 

Diskusi lepas yang dikonsep oleh pembimbing pada diskusi hari ini bertujuan bukan sekedar hanya dirinya yang memberikan pandangan namun semua yang ada di dalam ruangan diskusi ini harus aktif bersuara mengutarakan pengalaman dan pengetahuan.

Pemuda dan mahasiswa hari ini masih aktif berdiskusi menyatukan pemahaman sehingga suatu saat proses lapangan mereka sudah mengetahui teknik dasar sebelum melakukan pendakian.




OASISTALA LOTIM MENGGELAR PENA DIPUNCAK RINJANI

SURAT CINTA UNTUKMU SERIKANDI OASISTALA

SURAT CINTA UNTUK MU SRIKANDI Dunia organisasi tidak mencetak manusia agar berfikir seberapa banyak uang yang akan dihasilkan. Tetapi dunia ...